Apa Itu Jumat Agung?
Jumat Agung adalah hari penting dalam iman Kristen yang diperingati setiap hari Jumat sebelum Paskah. Pada hari ini, umat Kristen mengenang penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Meskipun terdengar kelam, Jumat Agung justru menjadi lambang kasih Allah yang begitu besar kepada manusia.
Hari ini bukan sekadar peringatan akan sebuah kematian, tetapi juga pengingat bahwa melalui penderitaan Yesus, Allah memberikan jalan keselamatan bagi siapa saja yang percaya.
Mengapa Yesus Harus Disalibkan?
Dalam pandangan Alkitab, dosa telah memisahkan manusia dari Allah (Roma 3:23). Tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya dengan usaha sendiri. Oleh karena itu, Allah mengambil inisiatif untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya melalui Yesus Kristus.
Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk mengajarkan kebenaran, tetapi juga untuk menanggung hukuman atas dosa manusia. Ia menjadi korban yang sempurna, tanpa cacat, sebagai pengganti manusia.
Seperti tertulis:
Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.
Yesaya 53:5
Apa yang Terjadi di Hari Jumat Agung?
Yesus disalibkan di Golgota setelah melalui serangkaian penghinaan, penyiksaan, dan pengadilan yang tidak adil. Dia dipaku di kayu salib di antara dua penjahat, meskipun Ia tidak bersalah. Penderitaan-Nya begitu dalam, baik secara fisik maupun batin.
Dari siang hari hingga sore, langit menjadi gelap, dan sesaat setelah Yesus menyerahkan nyawa-Nya, terjadi gempa bumi, dan tirai Bait Suci terbelah dua (Matius 27:45–51). Ini semua menjadi tanda bahwa pengorbanan Yesus membawa dampak besar, baik secara rohani maupun jasmani.
Sebelum wafat, Yesus berseru, “Sudah selesai.” Dalam bahasa Yunani, kata ini adalah “Tetelestai”, yang berarti karya penebusan dosa telah digenapi. Pengorbanan-Nya telah sempurna—tidak ada lagi korban yang perlu dipersembahkan.
Apa Makna Jumat Agung Bagi Kita?
- Keselamatan Melalui Kasih Karunia
Yesus tidak mati karena kita layak, tetapi karena kasih karunia Allah. Dia rela menanggung beban dosa kita supaya kita bisa diperdamaikan dengan Allah. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9). - Pengampunan yang Nyata
Melalui salib, setiap orang yang percaya dapat menerima pengampunan. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, selama kita datang kepada Tuhan dengan hati yang menyesal. - Harapan yang Hidup
Jumat Agung bukan akhir cerita. Tiga hari kemudian, Yesus bangkit dari kematian. Kebangkitan ini memberi harapan bahwa hidup tidak berhenti di dunia ini saja, melainkan berlanjut dalam kekekalan bersama Allah.
Bagaimana Kita Menanggapinya?
Jumat Agung mengajak kita merenung:
- Apakah saya menyadari betapa besar kasih Allah dalam hidup saya?
- Apakah saya sudah menerima pengampunan dan hidup baru dari-Nya?
- Apakah saya hidup dalam ucapan syukur atas apa yang Yesus lakukan?
Yesus tidak menunggu kita menjadi sempurna. Dia memanggil kita apa adanya, untuk datang kepada-Nya dan menerima hidup yang baru.
Penutup
Jumat Agung mengingatkan kita bahwa kasih Allah itu nyata dan tidak tergantung pada siapa kita. Melalui salib, Dia menunjukkan betapa berharganya hidup setiap orang di mata-Nya. Kematian Yesus bukan kekalahan, melainkan kemenangan atas dosa dan maut.
Sebab firman tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, firman itu adalah kekuatan Allah.
1 Korintus 1:18
Mari kita sambut kasih itu dengan iman dan hidup yang berkenan di hadapan-Nya.